Private Zone
“I love the stars. I love stargazing.”
“I love stars too, but mostly I love the darkest night with no star at all.”
“Oh ya? Don't know why but it feels kinda sad.”
“Maybe it is. Sad. Anyway, stargazing. Is it possible to do it here?”
“Here? I don't think so. But I'm not from here. Just moved here last month. But it seems that I did a wrong move to move here.”
“Why so? Too lonely?”
“Mungkin itu salah satunya. Terlalu banyak manusia di sini, akhirnya zona private tiap orang jadi terganggu. Alasannya ya karena metropolitan, hidup manusia jd seperti robot.”
“Zone private terganggu? That's interesting. How so?”
“Secara psikologis manusia punya zona private dan non private. Di Jakarta, tempat di mana orangnya udah relatif lebih banyak dibanding jumlah 'space', zona private seseorang dimasuki orang lain. Akibatnya orang – orang jadi malah menutup diri. Mereka jadi lebih menunjukkan emosi negatif alih – alih sebaliknya. Dan masalahnya lagi adalah, emosi itu menular ke orang lain.”
“Lol. That's why when we have plenty of space, malah jd mau mendekat kan.”
“Indeed. Jakarta itu kota yg paling banyak penduduk, dan tak ada jaman secanggih ini untuk bisa saling keep in touch dengan mudah. Namun Jakarta menempati predikat tinggi sebagai kota dengan angka penduduk merasa kesepian yg paling banyak di Indonesia, bahkan dunia.”
“Haha.. at least now I know a bit, why do I feel empty at home. I've been wondering why do I still have this hollow inside me, even when I have everything I need, most of what I want, and people who love me. Still something feels missing. I thought it was the weather. Lol.”
“Merasa seolah hidup ini gak ada artinya?”
“Hmm..more to just looking for a reason for me to be here. Is that the symptom?'
“Kinda. Tapi itu bisa jadi sebuah kemajuan.”
“Kemajuan? How so?”
“Kemajuan, karena feeling empty itu merupakan salah satu indikasi akan tersadarnya seseorang. Tersadar bahwa ada yg tidak beres di dunia ini.”
“Really? But everyone keeps saying that I'm just being overthinking and telling me to live just with the flow.”
“Dan mereka enggak salah. Walaupun mereka enggak benar juga.”